LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
TAKSONOMI VERTEBRATA
(AMPHIBIA)
Disusun oleh:
NAMA : LASINRANG ADITIA
NIM : 60300112034
KELAS : BIOLOGI A
KELOMPOK : IV (Empat)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Taksonomi Vertebrata dengan judul “Amphibia” yang disusun
oleh:
Nama : Lasinrang Aditia
Nim : 60300112034
Kelas : Biologi A
Kelmpok : IV (empat)
Telah diperiksa oleh
Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata-Gowa, 23 Desember 2013
Kordinator Asisten Asisten
(Suryyana
S.Si)
( Hastina
)
60300110019
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Aisyah Sijid S.Pd, M.Kes)
A. Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis ikan yang
tergolong Amphibia dan mengetahui susunan morfologi serta anatominya.
B. Dasar
Teori
Amphibia
adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar (tak ada yang di air laut) dan di darat.
Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu (akuatis dan bernapas dengan
insang) ke dewasa (ampfibius dan bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis amfhibia tetap mempunyai
insang selama hidupnya. Jenis-jenis yang sekarang ada tidak mempunyai sisik
luar, kulit biasanya tipis dan basah (Mukayat, 1989).
Ciri-ciri
amphibi yaitu memiliki 3 ruang jantung yang terdiri dari 2 atrium dan 1
ventrikel. Sirkulasi amphibi disebut sebagai sirkulasi ganda tertutup, yaitu
ganda yang berarti dua kali melewati jantung dan tertutup yang artinya darah
tidak keluar dari pembuluh darah. Amphibia bersuhu poikilotermis artinya
mempunyai suhu yang berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya. Amphibi mempunyai
selaput pada kaki “selaput natataria” yang berfungsi untuk berenang, juga
memiliki selaput pada mata “selaput niktitans” berfungsi untuk melindungi mata
dari gesekan air (Sianipar, 2010).
Amphibi
merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang
mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan
bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang
mengandung oksigen langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan
dengan tekanan yang penuh. Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen
dengan darah yang kurang mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal,
jantung yang beruang tiga itu agaknya memberikan peningkatan yang berarti dalam
efisiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi
lingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah (Kimball, 1999).
Ada 3 bangsa
dalam kelas amphibian, yaitu Ordo Caudata (Urodela), adalah amphibia yang pada
bentuk dewasa mempunyai ekor. Tubuhnya berbentuk seperti bengkarung (kadal). Beberapa jenis yang dewasa tetap
mempunyai insang, sedang jenis-jenis lain insangnya hilang, Ordo Salienta
(Anura), pandai melompat, pada hewan dewasa tidak ada ekor. Hewan dewasa
bernapas dengan paru-paru. Kaki dan skeleton sabuk tumbuh baik. Fertilisasi
eksternal. Ordo Apoda (Gymnophiana), tengkorak kompak, banyak vertebrae, rusuk
panjang, kulit lunak dan menghasilkan cairan yang merangsang. Antara mata dan
hidung ada tentakel yang dapat ditonjolkan keluar (Kimball, 1999).
Amphibi
hidup dengan dua habitat yaitu di habitat darat dan habitat air. Termasuk hewan
poikoloterm (berdarah dingin).
Pembagian tubuh terdiri atas kepala dan badan atau kepala, badan, dan ekor.
Kulit lembap berlendir, terdiri dari dermis dan epidermis. Warna kulit
bermacam-macam karena adanya pigmen di dalam dermis (biru, hijau, hitam,
coklat, merah, dan kuning) tepat dibawah epidermis. Mempunyai dua lubang hidung
yang berhubungan dengan rongga mulut. Penghubung antara rongga hidung dan
rongga mulut disebut koane, di kanan
kiri tulang vomer yang berbentuk V, penghubung antara rongga mulut dengan
rongga telinga disebut Eustachius. Endokskeleton mempunyai kolumna vertebralis (ruas tulang
belakang). Terdapat sepasang rahang, gigi, lidah, dan langit-langit (Abed,
2012).
C. Metode
Praktikum
1. Waktu dan
Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya
praktikum ini adalah:
Hari/tanggal :
Senin/16 Desember 2013
Waktu : 08.00-10.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan
Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu papan
seksi, alat bedah, toples dan jarum pentul.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu
katak sawah (Rana cancarivora), cloroform/ether,
kapas dan tissue.
3. Cara
Kerja
a. Memasukkan katak pada toples yang berisi clorofrom dan kapas.
b. Mengambil katak yang ada di dalam
toples dan meletakkannya dengan pada papan seksi serta menusuk dengan menggunakan
jarum pentul agar tidak bergerak.
c. Mengamati bagian morfologi katak dan menggambarkannya.
d. Membedah bagian dalam katak
(anatomi) dan mengamati struktur sistem respirasi, reproduksi, pencernaan dan
sirkulasi.
e. Menggambarkan bagian anatomi katak beserta keterangan.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Morfologi
katak sawah (Rana cancarivora)
Keterangan:
1. Mulut (Cavum oris ) 5.
Paha (Femur)
2. Hidung (Nares eksterna) 6. Betis (Crus)
3. Mata (Vesus) 7. Selaput renang (Membran Swim)
4. Selaput pendengaran 8. Lengan bawah (Brachium)
(Membran nyetani) 9.
Jari-jari (Digity)
5. Lengan atas (Ante brachium)
b. Anatomi katak
sawah (Rana cancarivora)
Keterangan:
1. Mulut (Cavum oris) 6.
Ureter (Ductus welfii)
2. Jantung (Cor) 7.
Kantong kemih (Vesicular urinaria )
3. Hati (Hepar) 8.
Kloaka ( Cloaca)
4. Usus halus (Intestine tenuae) 9. Ginjal (ren)
5. Lambung (Gaster) 10. Sel telur (Ovum)
6. Usus besar (Intestine resum) 12. Paru-paru (Pulmo)
1. Sistem pencernaan (Digestivus)
Keterangan:
1. Mulut (Cavum oris)
2. Faring (Pharinx)
3. Esofagus
(Oesophagus)
4. Lambung (Gaster)
5. Usus
halus (Intestine tenuae)
6. Usus
besar (Intestine resum)
7. Rektum (Rectum)
8. Kloaka
(Cloaca)
2. Sistem pernapasan (Respirasi)
Keterangan:
1. Laring (Larinx)
2. Trakea (Trachea)
3. Bronkus (Bronchus)
4. Alveolus
5. Paru-paru (Pulmo)
3. Sistem Urogenitalia
a. Katak Jantan
Keterangan:
1. Badan
lemak
2. Testis (Clasper)
3. Vas
deferens (Vassa deferensia)
4. Ginjal (Ren)
5. Saluran kencing
(Uretra)
6. Kantong
kemih (Vesicular urinaria)
7. Kloaka (Cloaca)
b. Katak betina
Keterangan:
1. Saluran
telur
(Oviduct)
2. Indung
telur (Ovarium)
3. Sel telur
(Ovum)
4. Rahim (Uterus)
5. Kloaka (Cloaca)
4. Sistem peredaran darah (Sirkulasi)
Keterangan:
1. Jantung (Cor)
2.
Bilik Kanan
(Atrium sinistra)
3. Bilik kiri
(Atrium destra)
4. Serambi (Ventrikel)
5. Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Keterangan:
1. Ginjal (Ren)
2. Saluran
kencing
(Ureter)
3. Kantong
kemih
(Vesicular
urinaria)
4. Kloaka (Cloaca)
2.
Pembahasan
Amphibia berasal dari kata Amphi
yang artinya rangkap, dan bios yang
artinya kehidupan. Amphibia adalah hewan yang hidup dengan dua bentuk
kehidupan, mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Fase
kehidupan di dalam air berlangsung
sebelum alat reproduksinya masak, keadaan ini merupakan fase larva atau biasa
disebut berudu. Amphibi mempunyai ciri-ciri, tubuhnya diselubungi kulityang
berlendir, merupakan hewan berdarah dingin atau poikiloterm, amphibi mempunyai
jantung yang terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua serambi dan satu bilik,
mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang
yangterdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat
dan berenang diair, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah
dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru (Mukayat, 1989).
a. Morfologi
katak
sawah (Rana cancarivora)
Struktur morfologi Rana cancarivora
adalah memiliki sepasang mata yang terdiri atas selaput niktitans yang
berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air. Hidung pada katak di gunakan
ketika melakukan pernapasan menggunakan paru-paru. Katak memiliki membran
tymphani yang digunakan sebagai alat pendengaran pada katak. Katak dapat
bergerak dengan anggota gerak bagian depan (anterior) dan anggota gerak bagian
belakang (posterior) yang terdiri atas lengan atas, lengan bawah, paha atas,
betis dan jari-jari. Anggota gerak ini digunakan katak untuk bergerak atau
menempel pada tempat yang lembab, pada kaki katak terdapat selaput yang di
sebut selaput natataria yang digunakan katak untuk berenang ketika berada di
dalam air.
b. Anatomi katak
sawah (Rana cancarivora)
Adapun struktur anatomi katak adalah semua organ
yang terdapat di dalam bagian tubuh katak yang terdiri atas mulut, esophagus,
lambung, usus kecil, usus besar, paru-paru, jantung, ginjal, hati, empedu,
pankreas, kandung kemih, oviduct dan kloaka. Dari organ anatomi katak ini
terdapat sistem yang di bentuk dari kerja organ secara bersamaan, yaitu: sistem
respirasi, sistem sirkulasi, sistem reproduksi dan sistem pencernaan.
1.
Sistem
pencernaan (Digestivus)
Sistem pencernaan pada katak dimulai ketika katak menelan
makanan, makanan akan di telan melewati mulut esophagus dengan gaya peristaltik
makan makanan akan di turun sampai pada lambung. Pada lambung terjadi
pencernaan dengan mekanik dan kimia, pencernaan dengan mekanik adalah proses
penghalusan makanan yang telah di makan katak kemudian pencernaan kimia adalah
proses pemecahan makanan dengan menggunakan enzim. Setelah makanan di proses
dalam lambung, akan turun ke dalam usus kecil dimana sari-sari makanan akan di
serap dan di proses untuk kebutuhan tubuh, setelah itu makanan akan turun ke
usus besar, terjadi penyerapan air dalam jumlah besar dan dari sini akan di
hasilkan sisa-sisa metabolisme yang akan di keluarkan melalui kloaka.
2.
Sistem
pernapasan (Sirkulasi)
Sistem respirasi pada katak dapat berupa paru-paru
ketika di darat, adapun sistemnya adalah: udara masuk melalui lubang hidung,
kemudian melewati trakea dan sampai ke paru-paru, kemudian setelah proses
masuknya udara ke dalam tubuh (inspirasi) udara yang dipakai dalam proses
metabolisme dan aktivitas organ tubuh katak akan menghasilkan karbondioksida
yang akan dikeluarkan dalam proses ekspirasi yaitu udara dari seluruh tubuh
akan dibawa dari paru-paru melewati trakea dan keluar melalui lubang hidung.
3.
Sistem
Urogenitalia
a.
Katak jantan
Testis jumlahnya sepasang berwarna putih kekuningan
berbentuk bulat telur. Spermatozoa dihasilkan oleh jaringan testis yang
dilindungi oleh selaput mesorchium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vas
deferens, berupa saluran-saluran halus dari testis serta melalui mesorchium,
selanjurnya bermuaran di ductusrespematicus sebagai tempat penyimpanan terakhir
dari spermatozoa sebelum keluar dari tubuh.
b.
Katak betina
Ovarium merupakan kantung besar yang berjumlah dua
mengandung sel-sel telur. Saluran telur (Oviduct), telur-telur yang matang pada ovarium
akan masuk ke oviduk dan sebelum bermuara di kloaka ke oviduk yang telah
mengalami pelebaran atau lazim disebut sebagai uterus.
Pada katak terjadi fertilisasi eksternal yaitu fertilisasi
terjadi di luar tubuh sehingga pertemuan sel telur dan sel sperma terjadi di
dalam air kemudian berkembang menjadi individu yang baru. Terdapat juga badab
lemak yang menyerupai tangan atau daun berwarna kekuningan, terletak di atas
dari ginjal dan berisi makanan yang digunakan pada musim kawin.
4.
Sistem Peredaran
darah (Sirkulasi)
Sistem sirkulasi pada katak yaitu sistem sirkulasi ganda tertutup, artinya
ganda adalah dua kali melewati jantung dan tertutup artinya darah tidak keluar
dari pembuluh darah. Sistem sirkulasi pada katak ini dimulai dari darah yang
mengalir dalam tubuh membawa karbondioksida hasil metabolisme dan aktivitas sel
lainnya, kemudian darah akan masuk ke dalam atrium kanan dan mengalir ke
ventrikel kemudian dari ventrikel darah di pompa ke paru-paru untuk pertukaran
karbondioksida dengan oksigen. Darah yang banyak mengandung oksigen akan di
pompa kembali ke atrium kiri dan mengalir ke ventrikel kemudian di pompa ke
seluruh tubuh pada katak untuk kebutuhan metabolisme dan aktivitas tubuh
lainnya.
5.
Sistem pengeluaran
(Ekskresi)
Uterus merupakan tepi lateral ginjal, tempat lewat urin dan akan ditampung
pada kantong kemih (Vesica urinaria).
Khusus pada jantan digunakan untuk lewatnya spermatozoa yang dihasilkan oleh
testis melalui fase eferentia kemudian masuk ke dalam ureter pada bagian bawah,
dan masuk pada kantong kemih. Oleh sebab itu juga disebut sebagai Ductus urespermaticus. Kantong kemih
mempunyai dinding yang tipis, terletak ventral dari rectum dan bermuara di
kloaka (Cloaca).
c.
Habitat
Habitat dari katak kebanyakan berada di sawah-sawah
namun biasa juga ditemukan di sekitar rumah warga serta tempat yang lembab dan
berair.
d.
Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari katak (Rana
cancarivora) yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili
: Ranidae
Genus
: Rana
Spesies : Rana cancarivora (Abed, 2012)
E.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah struktur
morfologi katak sawah (Rana cancarivora)
terdiri dari mulut (Cavum oris),
mata (Visus), hidung (Nares
eksternal), jari-jari (Digity),
paha (Femur), betis (Crus) dan kloaka. Adapun struktur
anatomi dari katak, terdiri atas kerongkongan (Oesophagus), empedu (Vesica
felea), hati (Hepar), lambung (Ventriculum/Gaster), usus halus (Intestinum tenue), usus besar (Intestinum erassum), rectum, kloaka, aorta kiri, serambi
kiri, pembulu nadi, bilik, serambi kanan, aorta kanan, larink, parink, trakea,
bronkus, bronkiolus, alveolus, oviduk, tuba valopi, ginjal, ovarium, sel telur,
testis, ureter, kantong kemih.
DAFTAR
PUSTAKA
Abed. 2012. Kelas Amphibia. Blog Abed. http://tanggamusik.blogdetik.com/tag/
pengertian-amphibi/ (17 Desember 2013).
Djarubito, Mukayat. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Kimball, J,W.
Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga, 1999.
Sianipar,
Prowel. Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2010.
No comments:
Post a Comment