LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
(BRHYOPHYTA)
Disusun oleh:
NAMA : LASINRANG ADITIA
NIM : 60300112034
KELAS : BIOLOGI A
KELOMPOK : III (Tiga)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah dengan judul “Brhyophyta” yang
disusun oleh:
Nama : Lasinrang Aditia
Nim : 60300112034
Kelas : Biologi A
Kelmpok : III (Tiga)
Telah diperiksa oleh
Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata-Gowa, 30 Desember 2013
Kordinator Asisten Asisten
( Nurfitri
Arfani ) (Rahmania Sari)
6030111046 60300111056
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Hj. Asrianty Mas’ud, S.Si, M.Pd)
A. Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
ciri-ciri tumbuhan yang tergolong lumut.
2. Untuk mengetahui
perbedaan antara lumut daun (musci)
dengan lumut hati (hepaticae).
3. Untuk
mengetahui mengetahui contoh tumbuhan yang tergolong antara lumut daun (musci) dengan lumut hati (hepaticae).
B. Dasar
Teori
Lumut
merupakan tumbuhan kecil, lembut yang secara khas tinggi 1-10 cm, meskipun
beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya tumbuh berdekatan
bersama-sama di dalam keset/dasar, perdu atau di tempat rindang. Mereka tidak
mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat
yang tipis. Pada lumut tertentu menghasilkan kapsul spora yang nampak seperti
paruh yang dilahirkan pada tangkai tipis. Tumbuhan Bryophyta merupakan tumbuhan
yang paling primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau
tangkai. Mereka ada sejak lima ratus juta tahun. Bryophyta merupakan tumbuhan
kecil, herbaceous yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan,
tanah, ataupun menjadi epifit pada batang dan cabang tanaman (Anggraini, 2013).
Tumbuhan
lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan
lain mampu tumbuh. Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke
dalam Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut, 3.000
di antaranya tumbuh di Indonesia. Lumut merupakan tumbuhan darat sejati. Lumut itu
dapat tumbuh di atas tanah yang gundul. Selain itu lumut dapat pula kita
temukan di rawa-rawa, tetapi lumut yang hidup di air jarang kita
jumpai. Pada
lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan
rhizoid, oleh karen itu, tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara
tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan tumbuhan berkormus (Kormophyta) (Kimball,
1987).
Tumbuhan
lumut termasuk golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih
tinggi dari pada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada
penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan
sporangiumnya multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk
embrio. Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio
Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, “lumut”). Tumbuhan ini sudah menunjukkan
diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun
belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki
pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (Anggraini,
2013).
Tumbuhan
lumut mempunyai daur hidup yang terdiri atas generasi sporofit (generasi yang
menghasilkan spora) dan generasi gametofit (generasi yang menghasilkan gamet).
Generasi gametofit tumbuhan lumut memiliki ukuran yang lebih besar sehingga
dapat di amati dengan mata telanjang. Perlu diketahui juga bahwa generasi
gametofit merupakan generasi dominan pada tumbuhan lumut. Sporofit umumnya
lebih kecil dan daur hidupnya lebih singkat. Generasi gametofit: pembentukan
gamet (tumbuhan lumut-arkegonium+anteridium-ovum+sperma-zigot). Generasi
sporofit: pembentukan spora yaitu: sporogonium-spora–protonema (Prowel, 2010).
C. Metode
Praktikum
1. Waktu dan
Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya
praktikum ini adalah:
Hari/tanggal :
Selasa/24 Desember 2013
Waktu : 08.00-10.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan
Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu papan seksi, pensil
warna, dan alat tulis menulis.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu
lumut Pogonatum cirrhatum, Funaria hygrometrica, Polytrichum
commune, Sphagnum sp,
Marchanthia polymorpha, Taxyphillum
sp.
3. Cara
Kerja
a. Mengambil sampel dan meletakkannya di atas papan seksi.
b. Mengamati bagian-bagian dari lumut Bryophyta.
c. Menggambarkan struktur dari lumut.
d. Melakukan percobaan yang sama terhadap spesies lumut yang lain.
e. Mengklasifikasikan spesies yang telah diamati.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Lumut Pogonatum
cirrhatum
Keterangan:
1. Kaliptra 4. Batang
2. Kapsul 5. Rhizoid
3. Filoid
b. Lumut Funaria
hygrometrica
Keterangan:
1. Kaliptra 4. Batang
2. Kapsul 5. Rhizoid
3. Daun
c. Lumut Polytrichum
commune
Keterangan:
1. Kaliptra 4.
Filoid
2. Kapsul 5. Batang
3. Seta 6. Rhizoid
d. Lumut Sphagnum
sp
Keterangan:
1. Kaliptra 4. Filoid
2. Kapsul 5. Batang
3. Seta 6. Rhizoid
e. Lumut Marchanthia
polymorpha
Keterangan:
1.
Anteridium 3. Thallus
2.
Antridiofor 4.
Rhizoid
f. Lumut Taxyphillum sp
Keterangan:
1. Kaliptra 4. Batang
2. Kapsul 5. Rhizoid
3. Seta
2.
Pembahasan
a. Lumut Pogonatum Cirrhatum
1. Morfologi
Tumbuhan ini mempunyai thalus seperti daun yang
kecil-kecil sehingga sering disebut lumut daun. Terdapat bagian kaliptra yang merupakan
tudung bagian atas yang berfungsi untuk melindungi kapsul spora. Kapsul spora
merupakan wadah atau tempat spora berkumpul. Filoid merupakan bagian dari lumut
yang menyerupai daun. Batang pada tumbuhan lumut ini sudah bisa di bedakan
walaupun sifatnya masih semu. Batang merupakan perantara lewatnya zat-zat yang
diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Rhizoid pada tumbuhan ini
sudah ada dan berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan.
2. Anatomi
Secara anatomi
memiliki kapsul yang tegak atau mendatar dan lamella yang membujur, sel daun
bagian atasnya mengandung banyak klorofil serta tersusun menurut panjang daun
dan merupakan jaringan asimilasi. Memiliki kulit batang yang terdiri atas
selapis sel yang telah mati. Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang
yang bulat dan mengandung selulosa serta berklorofil a dan b.
3. Reproduksi
Lumut ini berkembangbiak dengan spora, spora tumbuh
menjadi protonema, kemudian menjadi lumut. Tumbuhan lumut terbagi menjadi
anteridium yang menghasilkan sperma dan akegonoium yang menghasilkan ovum.
Peleburan keduanya menghasilkan zigot dan tumbuh menjadi embrio. Embrio terus
tumbuh menjadi sporangium dan menghasilkan spora.
4. Peranan
Pogonatum Cirrhatum memiliki
aktivitas diuretic dan digunakan sebagai perangsang pertumbuhan rambut. Manfaat
pada lingkungan yaitu dapat menjaga kelembaban udara dan porositas tanah, serta
sebagai pengikat air.
5. Habitat
Lumut ini mampu hidup di tempat yang gundul di atas
cadas, hingga ada yang melekat pada pepohonan.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari lumut Pogonatum Cirrhatum adalah sebagai berikut ini:
Kingdom :
Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Musci
Ordo : Bryales
Famili : Politrichaceae
Genus : Pogonatum
Species : Pogonatum Cirrhatum
b. Lumut Funaria hygrometrica
1. Morfologi
Funaria
hygrometrica merupakan jenis umum dari lumut air yang tumbuh di
tanah lembab, dinding lembab dan celah-celah batu. Morfologi dari tumbuhan ini
adalah memiliki Kalipra untuk melindungi kapsul bagian atas. Kapsul sebagai
tempat spora berkumpul. Daun atau seta merupakan bentuk yang menyerupai bentuk
daun pada tumbuhan umumnya. lumut ini memiliki daun yang berbentuk lebar,
besar, memiliki batang yang pendek dan sederhana, lumut ini daun yang
berpelepah yang dapat dibedakan dengan jelas serta memiliki warna hijau.
2. Anatomi
Memiliki kulit batang atau epidermis yang terdiri atas
selapis sel yang telah mati. Jaringan sel kulitnya bersifat seperti spon.
Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang yang bulat. Memiliki spora
sebagai alat perkembangbiakan.
3. Reproduksi
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai
berikut: spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang
pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar,
adapula yang tetap kecil. Pada protonema ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh
dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
4. Peranan
Digunakan sebagai homeostatis, obat TBC, haematemesis,
dapat menyembuhkan luka memar, serta dapat digunakan sebagai perhiasan,
dekorasi dan penghias ruangan. Lumut ini juga mampu menyerap air dalam kadar
yang banyak sehingga sangat penting dalam kehidupan manusia.
5. Habitat
Hidup berada di tempat yang lembab dan kurang terkena
cahaya langsung.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari lumut Funaria
hygrometrica adalah sebagai berikut
ini:
Kingdom :
Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Funariales
Famili : Funariaceae
Genus : Funaria
Species : Funaria hygrometrica
c. Lumut Polytrichum commune
1. Morfologi
Secara morfologi tanaman ini memiliki bentuk tubuh
yang menyerupai tanaman tingkat tinggi, memiliki daun semu. Terdapat kaliptra
seta yang merupakan tangkai kaliptra serta rhizoid yang menyerupai akar.
2. Anatomi
Memiliki kulit batang atau epidermis yang terdiri atas
selapis sel yang telah mati. Jaringan sel kulitnya bersifat seperti spon.
Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang yang bulat. Memiliki spora
sebagai alat perkembangbiakan. memiliki klorpflas tunggal yang lebih besar dari
kebanyakan lumut. Memiliki jaringan
asimilasi dan jaringan penyimpanan makanan. Jaringan pembuluh yang belum
terdapat karena tanaman ini belum sejati.
3. Reproduksi
Tumbuhan ini memiliki alat kelamin berupa anteridium
dan arkegonium, pada musci alat-alat
kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung-ujung cabangnya.
Perkembangan lumut ini berlangsung sebagai berikut: spora yang kecil dan
haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan
protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap
kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup yang tumbuh & berkembang menjadi
lumut.
4. Peranan
Polytrichum commune memiliki aktivitas antipirwetik, antidot dan digunakan untuk homeostatis,
luka sayatan, pendarahan, obat TBC serta dapat menjadi bahan dalam pembentukan
kasur dan sebagai bahan dekorasi atau perhiasan pada tanaman hias.
5. Habitat
Hidup di lahan yang basah, lembab, pada bebatuan yang
basah dan jarang terkena sinar matahari.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari lumut Polytrichum
commune adalah sebagai berikut ini:
Kingdom :
Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Polytricopsida
Ordo : Polytrichales
Famili : Polytrichaceae
Genus : Polytrichum
Species : Polytrichum commune
d. Lumut Sphagnum sp
1. Morfologi
Secara morfologi lumut ini juga memiliki daun yang
lebar berawarna hijau, pada bagian atas terdapat kaliptra, dan dibawahnya
terdapat kapsul sebagai tempat penyimpanan spora, serta pada bagian paling bawahnya
terdapat rhizoid.
2. Anatomi
Secara anatomi Sphagnum
sp, memiliki beberapa sel, yang terdapat pada daun dan memiliki warna hijau
karena mengandung klorofil, memiliki kapsul yang tegak, dan epidermisnya
tersusun atau selapis. Memiliki kulit batang atau epidermis yang terdiri atas
selapis sel yang telah mati. Jaringan sel kulitnya bersifat seperti spon.
Dinding yang membujur dan melintang memiliki liang yang bulat. Memiliki spora
sebagai alat perkembangbiakan.
3. Reproduksi
Sistem reproduksi dari lumut ini, secara aseksual dan
seksual dimana fase seksual lebih lama dari pada fase aseksual, fase pertama
yaitu fase gametofit, dimana gamet muda menghasilkan anteridium dan arkegonium
kemudian terjadi ferilisasi, kemudian menghasilkan zigot, kemudian tumbuhan
muda, dari sini dihasilkan spora dari kaliptra.
4. Peranan
Lumut ini memiliki peranan penting, dalam menjaga
kelembapan udara dan pengikat air.
5. Habitat
Lumut ini dapat ditemukan pada melekat pada cadas, dan
ada yang melekat pada pepohonan.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari lumut Sphagnum
sp adalah sebagai berikut
ini:
Kingdom :
Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Sphagnales
Famili : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Species : Sphagnum sp
e. Lumut Marchanthia polymorpha
1. Morfologi
Secara morfologi Marchantia
polymorpha tumbuh menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing yang
lembab. tubuhya tersusun atas sruktur benrbentuk hati pipih disebut talus yang tidak terdiferensiasi akar
batang dan daun. Memiliki arkegoniofor sebagai penunjang untuk arkegonium,
memiliki thallus berupa lembaran-lembaran jaringan yang permukaan atasnya
berbeda dengan permukaan bawahnya, permukaan atasnya memiliki struktur modular
yang membentuk sel kompleks yang berfungsi fotosintesis.
2. Anatomi
Thallus pada Marchantia
polymorpha mengandung banyak minyak, membentuk sekelompok sel pada
tangkainya yang pendek yang terus berkembangbiak dengan cara teratur untuk
membentuk gemma yang digunakan pada perkembangbiakan vegetatifnya. Memiliki
kulit batang yang terdiri atas selapis sel yang telah mati. Jaringan sel
kulitnya bersifat seperti spon. Dinding yang membujur dan melintang memiliki
liang yang bulat. Memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan.
3. Reproduksi
Marchantia
polymorpha bereproduksi secara vegetatif dan gametofit dengan menghasilkan spora,
tumbuh menghasilkan gamet muda kemudian mengahasilkan anteridium merupakan alat
kelamin jantan dan arkegonium alat kelamin betina kemudian bertemu dan terjadi
fertilisasi, membentuk zigot, dan lumut.
4. Peranan
Marchanthia polymorpha memiliki aktivitas sebagai antipiretik, antihepatik, antidot, dan diuretic.
Maka Marchanthia
polymorpha digunakan untuk luka sayatan, patah
tulang, keracunan bisa ular, luka bakar, dan luka terbuka lainnya. Selain itu
juga sebagai komponen pembentuk lahan gambut, sebagai bahan bakar dan dapat
berperan sebagai perhiasan dekorasi.
5. Habitat
Habitat berada di tempat yang sedikit terdapat sinar
matahari dan pada daerah yang lembab biasa juga hidup di tempat kering seperti kulit-kulit
pohon.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari lumut Marchanthia
polymorpha adalah sebagai berikut ini:
Kingdom :
Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Hepaticae
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiae
Genus : Marchanthia
Species : Marchanthia polymorpha
f. Lumut Taxyphillum
sp
1. Morfologi
Secara morfologi tanaman atau lumut ini berwarna mengkilap
hijau, bersujud, dengan berbagai bercabang, batang utama hingga 6 cm, cabang
kecil, 0,5-1 cm, batang dan cabang daun sama, bentuknya lonjong-lanset, secara
bertahap meruncing ke ujung lancip, marjin bergerigi dekat ujung dan mempunyai
spora serta terdapat kaliptra.
2. Anatomi
Secara anatomi mempunyai dinding sel yang membujur dan
melintang memiliki liang yang bulat, dinding sel yang mengandung selulosa,
mempunyai kloroplas yang berfungsi sebagai alat untuk berfotosintesis.
3. Reproduksi
Sistem reproduksi dari lumut ini, secara aseksula dan
seksual dmana fase seksual lebih lama daripada fase aseksual, fase pertama
yaitu fase gametofit, dmana gamet muda menghasilkan anteridium dan arkegonium
kemudian terjadi ferilisasi, kemudian menghasilkan zigot, kemudian tumbuhan
muda, dari sini dihasilkan spora dari kaliptra.
4. Peranan
Taxyphillum
sp memiliki
aktivitas antiphlogistic, sehingga digunakan untuk homeostatis, dan obat luka
luar.
5. Habitat
Umumnya ditemukan di bebatuan atau tanah, sering terdapat di perkebunan jati, dan
hutan cemara.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari lumut Taxyphillum sp adalah sebagai berikut ini:
Kingdom :
Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Andreaeopsida
Ordo : Hypnales
Famili : Hypnaceae
Genus : Taxyphillum
Species : Taxyphillum
sp
E.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Ciri-ciri dari tumbuhan lumut
adalah memiliki daun semu, batang semu, rhizoid (akar semu), seta dan kaliptra
serta ada beberapa lumut yang tidak memiliki bagian tersebut. Lumut
berkembangbiak secara seksual dan aseksual, umumnya ditemukan di tempatyang
lembab atau basah.
2. Hal utama yang membedakan antara
kelas musci dan kelas hepatica yaitu lumut hati atau hepatica memiliki bentuk
yang menyerupai seperti thallus serta masih banyak yang menempel pada
substratnya, sedangkan pada kelas musci tumbuhan ini sudah menyerupai tumbuhan
tingkat tinggi, sudah memiliki daun semu, batang semu, dan terdapat kaliptra
serta seta yang merupakan tangkai kaliptra.
3. Contoh yang
mewakili lumut hati (hepaticae) yaitu
Marchantia poliymorpha dan contoh yang mewakili lumut daun (musci) yaitu Polytrichum commune,
Pogonatum cirrathum, Funaria hygrometricum, Taxyphillum sp dan Sphagnum sp.
DAFTAR
PUSTAKA
Anggraini,
Septi. 2013. Praktikum lumut dan paku. Blog
Septi. http//:septianggra.
Blogspot.com/2013/06/praktikum-lumut-dan-paku.html
(25 Desember 2013).
John, Kimball. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta : Erlangga, 1987.
Sianipa, Prowel. Biologi.
Yogyakarta: Pustaka Publisher, 2010.
No comments:
Post a Comment