## MOHON MENGKLIK SALAH SATU KONTEN IKLAN YANG MUNCUL DI BLOG KAMI SEBAGAI BENTUK DONASI PENGUJUNG YANG AKAN DIGUNAKAN UNTUK MAINTENANCE BLOG KAMI ##

Friday 10 April 2015

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM TAKSONOMI VERTEBRATA (PISCES : CHONRICHTHYES)



LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
TAKSONOMI VERTEBRATA
(PISCES : CHONRICHTHYES)
 








Disusun oleh:
      NAMA                 :    LASINRANG ADITIA
      NIM                      :    60300112034
      KELAS                :    BIOLOGI A
      KELOMPOK      :    IV (Empat)

LABORATORIUM  BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN

            Laporan lengkap praktikum Taksonomi Vertebrata dengan judul “Pisces (Chondrichthyes)” yang disusun oleh:

Nama              : Lasinrang Aditia
Nim                 : 60300112034
Kelas               : Biologi A
Kelmpok         : IV (empat)

            Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

 Samata-Gowa, 18 Desember 2013

Kordinator Asisten                                                                              Asisten




  ( Suryyana S.Si )                                                                            (   Nurbaiti   )
                                                                                                         60300110038


Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab




(Aisyah Sijid S.Pd, M.Kes)
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis ikan yang tergolong Chondrichthyes dan mengetahui susunan morfologi serta anatominya.
B. Dasar Teori
Vertebrata kelas Chondrichthyes, hiu & kerabatnya disebut ikan bertulang rawan karena mereka memiliki endoskeleton yang relatif lentur yang terbuat dari tulang rawan bukan tulang keras. Rahang dan sirip berpasangan berkembang dengan baik pada ikan bertulang rawan. Subkelas yang paling besar dan paling beraneka ragam terdiri dari hiu dan ikan pari. Sub kelas kedua terdiri atas beberapa lusin spesies ikan tidak umum yang disebut chimaera atau ratfish. Chondrichthyes memiliki kerangka bertulang rawan dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu berkembang setelahnya (Campbell, 1999).
Chondrichthyes menunjukkan suatu perkembangan kemajuan bila dibandingkan dengan cyclostomata dalam hal, adanya sisik yang meliputi tubuh, terdapat sepasang pida lateralis, adanya geraham yang dapat digerakkan bersendi pada tulang cranium, memiliki gigi yang dilapisi email pada rahang, terdapat tiga bagian saluran setengah lingkaran pada alat , sepasang alat reproduksi dan saluran-salurannya (Jasin, 1999).
Ikan hiu dan ikan pari terbesar adalah para pemakan-suspensi yang memangsa plankton. Namun demikian sebagian besar hiu adalah karnivora yang menelan mangsanya secara utuh atau menggunakan rahang dan geliginya yang sangat tajam untuk menyobek daging dari hewan yang terlalu besar untuk ditelan sekaligus. Geligi hiu kemungkinan berkembang dari sisik yang bergerigi yang menutupi kulit kasarnya (Campbell, 1999).
Gigi ikan hiu berkembang baik yang membuatnya ditakuti organisme lain. Insang merupakan ciri sistem pernafasan pada ikan. Secara embriologis, celah insang tumbuh sebagai hasil dari serentetan invaginasi faring yang tumbuh keluar dan bertemu dengan invaginasi dari luar. Terdapat variasi perlengkapan insang pada berbagai ikan. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang celah insang ditambah pasangan celah anterior non respirasi yang disebut spirakel. Hemibrankhia dipisahkan satu dengan lain oleh septum interbrankia yang tersusun dari lengkung kartilago. Masing-masing septa brankhialis ini menutup bagian yang terbuka dari insang berikutnya kearah posterior. Ikan hiu ataupun ikan bertulang rawan pada umumnya, tidak ditemukan struktur yang mirip paru-paru. Sistem ekskresi ikan seperti juga vertebrata lain yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolism protein. Untuk itu berkembang tiga tipe ginjal yaitu pronefros, mesonefros dan metanefros (Rudiyanto, 2011).
Beberapa ikan hiu, spina dorsal berhubungan dengan kelenjar bisa yang sangat beracun. Sebahagian besar racun itu sendiri adalah toksin berasaskan protein yang menyebabkan kesakitan pada mamalia dan biasa juga mengubah kadar degupan jantung dan pernafasan. Ada beberapa ikan hiu yang mempunyai organ luminesen. Bioluminesen adalah pancaran sinar oleh organisme, sebagai hasil oksidasi dari berbagai substrat dalam memproduksi enzim. Susunan substratnya disebut lusiferin dan enzim yang sangat sensitif sebagai katalisator oksidasi disebut lusiferase (Rudiyanto, 2011).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal         : Senin/09 Desember 2013
Waktu                  : 08.00-10.00 WITA
Tempat                : Laboratorium Zoologi Lantai II
                              Fakultas Sains dan Teknologi
                              Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                              Samata-Gowa

2. Alat dan Bahan
a. Alat
               Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu papan seksi, pisau kater, jarum pentul.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu ikan hiu (Carcharias menissorah), ikan pari (Trygon sephen), dan tissue.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
a. Pengamatan bentuk luar (Morfologi)
1. Meletakkan ikan yang telah mati pada papan seksi.
2. Mengamati bentuk luar / morfologi ikan yang meliputi: celah mulut, insang, sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip anus, bentuk sisik, gurat sisi serta bagian ekor.
3. Membuat gambar struktur morfologi ikan beserta penjelasan.
b. Pengamatan organ bagian dalam (Anatomi)
1. Membuat torehan di bagian sebelah belakang anus ke arah punggung dengan scalpel sampai menyentuh tulang belakang.
2. Memotong dengan menggunakan gunting mulai dari anus ke arah kepala sampai ke dekat insang.
3. Melanjutkan pemotongan kearah punggung lewat pangkal sirip dada sampai tertumbuk pada tulang belakang.
4. Membuka dinding badan dengan menggunakan pinset, lalu menahannya dengan menggunakan jarum.
5. Membuka rongga perut. Melakukan pengamatan anatomi dari organ-organ beserta letaknya.
6. Terakhir membuat gambar pengamatan.


D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
1. Morfologi Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
                                                                        









Keterangan:
1. Sirip ekor (Pinna caudalis)            6. Spirakel (Spiracel)
2. Klasper (Clasper)                           7. Mata (Vesus)
3. Sirip dubur (Pinna analis)              8. Mulut (Cavum oris)
4. Sirip Perut (Pinna ventralis)           9. Celah insang
5. Sirip dada (Pinna pectoralis)         10. Sirip punggung (Pinna dorsalis)
2. Anatomi Ikan Hiu (Carcharias menissorah)









Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca)                               5. Pankreas (Pancreas)
2. Ginjal (Ren)                                      6. Hati (Hepar)
3. Usus (Intestine)                                 7. Empedu (Vesica felia)
4. Lambung (Ventriculum)                   8. Jantung (Cor)
a. Sistem pernapasan (Respirasi)
Keterangan:
1. Lembaran insang
2. insang
3. Gerigi insang
4. Lengkung insang





b. Sistem pencernaan (Digestivus)
Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca)
2. Usus (Intestine)
3. Lambung (Gaster)
4. Pankreas (Pancreas)
5. Empedu (Vesica felia)
6. Hati (Hepar)
7. Kerongkongan
    (Oesophagus)
8. Faring (Pharinx)


c. Sistem peredaran darah (Sirkulasi)
Keterangan:
1. Aorta
2. Arteri
3. Atrium
4. Ventrikel
5. Vena





d. Sistem reproduksi





Jantan






Betina
Keterangan:
1. Testis
2. Vas eferens
3. Vas deferens
4. Kloaka


Keterangan:
1. Sel Telur
2. Ovarium
3. Oviduk
4. Kloaka




e. Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Keterangan:
1. Ginjal (Ren)
2. Ureter
3. Kloaka (Cloaca)






b. Ikan Pari (Trygon sephen)
1. Morfologi Ikan Pari (Trygon sephen)
    










Keterangan:
1. Ekor (Caudal)                                      4. Sirip dada (Pinna pectoralis)
2. Klasper (Clasper)                                 5. Spirakel (Spiracle)
3. Sirip perut (Pinna ventralis)                 6. Mata (Vesus)

2. Anatomi Ikan Pari (Trygon sephen)










Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca)                               5. Pankreas (Pancreas)
2. Ginjal (Ren)                                      6. Hati (Hepar)
3. Usus (Intestine)                                 7. Empedu (Vesica felia)
4. Lambung (Ventriculum)                   8. Jantung (Cor)
a. Sistem pernapasan (Respirasi)
Keterangan:
1. Lembaran insang
2. insang
3. Gerigi insang
4. Lengkung insang








b. Sistem pencernaan (Digestivus)
Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca)
2. Usus (Intestine)
3. Lambung (Gaster)
4. Pankreas (Pancreas)
5. Empedu (Vesica felia)
6. Hati (Hepar)
7. Kerongkongan
    (Oesophagus)
8. Faring (Pharinx)




c. Sistem peredaran darah (Sirkulasi)
Keterangan:
1. Aorta
2. Arteri
3. Atrium
4. Ventrikel
5. Vena







d. Sistem reproduksi





Jantan








Betina
Keterangan:
1. Testis
2. Vas eferens
3. Vas deferens
4. Kloaka




Keterangan:
1. Sel Telur
2. Ovarium
3. Oviduk
4. Kloaka





e. Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Keterangan:
1. Ginjal (Ren)
2. Ureter
3. Kloaka (Cloaca)





2. Pembahasan
a. Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
1. Morfologi Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
Ikan hiu kecil (+ 1 m), memiliki banyak silindris, ujung lancip, kepala pipih. Ada sirip median dorsal. Sirip kaudal heteroserkal. Yang berpasangan adalah sirip pektoral dan sirip pelvik. Pada yang jantan, sirip kaudal itu berubah menjadi klasper (organ untuk memeluk ikan hiu betina ketika perkawinan). Mulut ventral, lubang hidung dua buah, di sebelah ventral kepala. Mata di sebelah lateral. Celah insang 5 buah, di belakang mata. Disebelah dorsal depan mata ada spirakulum, yaitu peninggalan celah insang 5 buah, di belakang mata. Di sebelah dorsal depan mata ada spirakulum, yaitu peninggalan celah insang. Lubang kloaka di antara sirip pelvik. Tubuh tertutup dengan sisik-sisik plakoid yang asalnya homolog dengan gigi (mesodermal dan ektodermal). Seperti pada gigi, sisik placoid itu berisi dentin (mesodermal) dan dilapisi dengan email (ektodermal).   
2. Anatomi Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
Pada pengamatan anatomi ikan hiu ditemukan adanya jantung yang termasuk sistem sirkulasi, ginjal yang termasuk sistem ekskresi, kantung empedu, hati, lambung, pankreas, dan anus yang termasuk sistem pencernaan ikan hiu.
a. Sistem respirasi
Sistem pernapasan ikan hiu yaitu dengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar dengan kekuatan (mulut menutup) melalui celah insang dan spiracle. Insang tersusun atas filamen yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan melalui kapiler tersebut melepaskan COdan mengikat oksigen yang larut dalam air.

b. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan ikan hiu terdiri atas alat pencernaan  cavum oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, cloaca, dan anus. Di dalam mulut terdapat gigi pada rahang dan menghadap ke arah belakang guna menahan mangsa yang akan di telan, lidah yang pipih pada dasar cavum oris. Lambung berbentuk U dan pada bagian posterior terdapat otot daging sphincter. Di dalam intestinum terdapat klep spiral yang membantu penyerapan makanan. Hepar terdiri atas 2 bagian menempati rongga sebelah anterior dan padanya terdapat kantung empedu ke dalam usus.
c. Sistem Sirkulasi
Sistem Sirkulasi ikan hiu dengan organ jantung. Jantung hanya mempunyai satu atrium dorsal yang menerima darah dari sinus venosus, & 1 ventrikel ventral yang memompa darah ke konus arteriosus. Dari konus itu darah menuju aorta ventral yang lalu bercabang menjadi 5 buah arteri brankial aferen, terus masuk ke dalam insang.
d. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi pada ikan hiu yaitu terjadi Fertilisasi internal. Ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut klasper, yang betina mempunyai 2 ovarium di dekat ujung anterior kavum abdominal. Telur yang masak melepaskan diri, menembus selaput ovarium, dan masuk ke selom. Telur itu lalu ditarik masuk ke ostium yang membentuk corong, terus masuk oviduk. Ujung posterior oviduk itu masing membesar menjadi uterus. Dalam uterus embrio berkembang sampai menjadi ikan hiu yang dapat berenang. Hiu jantan mempunyai 2 testis. Spermatozoa mencapai saluran Wolff melalui vas eferen yang banyak jumlahnya dan berfungsi sebagai vas deferens. Juga terdapat ginjal untuk ekskresi urin yang berakhir di kloaka.
e. Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Sistem ekskresi pada ikan hiu (Carcharias menissorah) yaitu Alat ekskresi berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa ikan, saluran ginjal (kemih) menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital. Ikan yang hidup di air tawar mengeluarkan urin dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan yang hidup di air laut akan mengsekresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya sedikit.
3. Habitat
Ikan hiu (Carcharias menissorah) hidup di selurh perairan laut dan samudra di dunia. Hewan ini biasanya melakukan migrasi kebeberapa tempat dengan melakukan perjalanan jauh, hal ini dilakukan untuk mencari mangsa dan perkembangbiakannya.
4. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ikan Hiu (Carcharias menissorah) yaitu sebagai berikut:
Kingdom      : Animalia
Filum            : Chordata
Sub Filum     : Vertebrata
Kelas            : Pisces
Sub Kelas     : Chondrichthyes
Ordo             : Selachi
Famili           : Carchariadae
Genus           : Carcharias
Spesies          : Carcharias menissorah (Jasin, 1999)




b. Ikan Pari (Trygon sephen)
1. Morfologi Ikan Pari (Trygon sephen)
Bentuk umum ikan pari (Trygon sephen) adalah pipih dengan ekor yang panjang, pada bagian dorsalnya terdapat mata yang berdekatan dengan spiracle sebagai alat indera, pinna pectoralis pada kedua sisi paling sudut dari tubuhnya, pinna pelvic yang berdekatan dengan ekor, dan clasper yang berfungsi untuk memeluk ikan betina saat proses perkawinan.
2. Anatomi Ikan Pari (Trygon sephen)
Bagian anatomi yang nampak pada saat pembedahan ikan pari (Trygon sephen) tersebut adalah mulut, hati, empedu, pankreas, lambung, usus, dan anus yang termasuk ke dalam alat sistem pencernaan, adapun jantung berperan sebagai sistem sirkulasi ikan pari.
a. Sistem respirasi
Ikan pari (Trygon sephen) melakukan respirasi dengan membuka dan menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar dengan kekuatan menutup mulut melalui celah insang dan spiracle, insangnya terdiri atas filamen yang banyak mengandung pembuluh darah, meliputi Archus branchia, Filamen branchia, Gill rakers.
b. Sistem pencernaan
Alat pencernaannya terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, usus, kloaka, dan anus. Pada mulut terdapat rahang yang bergigi. Faring terbuka dan berhubungan dengan 5 celah insang. Hepar terdiri dari 2 bagian menempati rongga sebelah anterior dan ada kelenjar pankreas.
c. Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi ikan pari (Trygon sephen) yaitu organ jantung. Jantung (Cor) terdiri atas sinus venosus yang berdinding agak tebal dilanjutkan oleh auriculum dan ventriculum yang berdinding tebal. Kemudian bersambung dengan conus arteriosus terus ke ventral aorta yang bercabang 5 pasang arteri afferent branchialis mengambil Oyang terdapat dalam gelembung udara yang ada di dalam air. Kemudian melalui 4 pasang afferent branchialis darah masuk aorta dorsalis yang menjulur memanjang sepasang pertengahan dorsalis dari rongga coelom.
d. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi pada ikan pari (Trygon sephen) merupakan Seks terpisah, alat kelamin jantan berupa sepasang testis dan beberapa vasa eferensia yang menuju vasa deferensia. Saluran itu terbentang di bawah ginjal dan berakhir pada papilae urogenitalia. Alat kelamin betina terdiri dari sebuah ovarium yang menggantung di sebelah dorsal dengan satu membran dan dua buah oviduk yang menjulur di sepanjang tubuh.
e. Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Sistem ekskresi pada ikan hiu (Trygon sephen) yaitu Alat ekskresi berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa ikan, saluran ginjal (kemih) menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital. Ikan yang hidup di air tawar mengeluarkan urin dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan yang hidup di air laut akan mengsekresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya sedikit.
3. Habitat
Ikan pari (Trygon sephen) dapat ditemukan di laut. Ikan ini pada umumnya berenang disekitar dasar laut dengan mulut terbuka untuk mencari makanan disekitarnya.



4. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ikan pari (Trygon sephen) yaitu sebagai berikut:
Kingdom      : Animalia
Filum            : Chordata
Sub Filum     : Vertebrata
Kelas            : Pisces
Sub Kelas     : Chondrichthyes
Ordo             : Rajida
Famili           : Myliobatidae
Genus           : Trygon
Spesies          : Trygon sephen (Jasin, 1999)
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah ikan hiu memiliki bentuk torpedo dengan mulut yang terletak di sebelah ventral dari kepala, kulit tegar dan diliputi sisik placoid, bertulang rawan, terdapat pinna pectoralis, pinna pelvic, pinna caudal, pinna analis dan pinna dorsalis. Adapun anatominya terdiri atas esofagus, jantung, lambung,  hati, usus, pankreas, empedu, lambung, testis untuk ikan jantan, ovarium untuk ikan betina, ginjal dan kloaka. Sedangkan ikan pari memiliki bentuk yang pipih dengan ekor yang panjang. Terdapat mata, sirip punggung, sirip perut,sirip ekor, clasper, spiracle. Adapun anatominya terdiri atas jantung, hati, pankreas, lambung, usus, ginjal, testis untuk ikan jantan, ovarium untuk ikan betina, kloaka, dan empedu.






DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1999.
Jasin, Maskoeri. Zoologi Dasar, Jakarta: Sinar Wijaya, 1999.
Rudiyanto. 2011. Chondrichthyes. BlogRudiyanto. http://rudyantoblog.blogspot.com        /2011/11/chondrichthyes-dan-ikan-hiu-carcharias.html (11 Desember 2013).

No comments: