LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
TAKSONOMI VERTEBRATA
(PISCES : CHONRICHTHYES)
Disusun oleh:
NAMA : LASINRANG ADITIA
NIM : 60300112034
KELAS : BIOLOGI A
KELOMPOK : IV (Empat)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Taksonomi Vertebrata dengan judul “Pisces (Chondrichthyes)”
yang disusun oleh:
Nama : Lasinrang Aditia
Nim : 60300112034
Kelas : Biologi A
Kelmpok : IV (empat)
Telah diperiksa oleh
Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata-Gowa, 18 Desember 2013
Kordinator Asisten Asisten
( Suryyana
S.Si ) ( Nurbaiti )
60300110038
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Aisyah Sijid S.Pd, M.Kes)
A. Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis ikan yang
tergolong Chondrichthyes dan mengetahui
susunan morfologi serta anatominya.
B. Dasar
Teori
Vertebrata kelas Chondrichthyes,
hiu & kerabatnya disebut ikan bertulang rawan karena mereka memiliki
endoskeleton yang relatif lentur yang terbuat dari tulang rawan bukan tulang
keras. Rahang dan sirip berpasangan berkembang dengan baik pada ikan bertulang
rawan. Subkelas yang paling besar dan paling beraneka ragam terdiri dari hiu
dan ikan pari. Sub kelas kedua terdiri atas beberapa lusin spesies ikan tidak
umum yang disebut chimaera atau ratfish.
Chondrichthyes memiliki kerangka bertulang rawan dan kerangka bertulang
rawan yang merupakan karakteristik kelas itu berkembang setelahnya (Campbell,
1999).
Chondrichthyes menunjukkan suatu perkembangan
kemajuan bila dibandingkan dengan cyclostomata
dalam hal, adanya sisik yang meliputi tubuh, terdapat sepasang pida lateralis,
adanya geraham yang dapat digerakkan bersendi pada tulang cranium, memiliki
gigi yang dilapisi email pada rahang, terdapat tiga bagian saluran setengah
lingkaran pada alat , sepasang alat reproduksi dan saluran-salurannya (Jasin,
1999).
Ikan hiu dan
ikan pari terbesar adalah para pemakan-suspensi yang memangsa plankton. Namun
demikian sebagian besar hiu adalah karnivora yang menelan mangsanya secara utuh
atau menggunakan rahang dan geliginya yang sangat tajam untuk menyobek daging
dari hewan yang terlalu besar untuk ditelan sekaligus. Geligi hiu kemungkinan
berkembang dari sisik yang bergerigi yang menutupi kulit kasarnya (Campbell,
1999).
Gigi ikan
hiu berkembang baik yang membuatnya ditakuti organisme lain. Insang merupakan
ciri sistem pernafasan pada ikan. Secara embriologis, celah insang tumbuh
sebagai hasil dari serentetan invaginasi faring yang tumbuh keluar dan bertemu
dengan invaginasi dari luar. Terdapat variasi perlengkapan insang pada berbagai
ikan. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang celah insang ditambah pasangan celah
anterior non respirasi yang disebut spirakel. Hemibrankhia dipisahkan satu dengan lain oleh septum interbrankia yang
tersusun dari lengkung kartilago. Masing-masing septa brankhialis ini menutup bagian yang terbuka dari insang
berikutnya kearah posterior. Ikan hiu ataupun ikan bertulang rawan pada
umumnya, tidak ditemukan struktur yang mirip paru-paru. Sistem ekskresi ikan
seperti juga vertebrata lain yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk
regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa
nitrogen hasil dari metabolism protein. Untuk itu berkembang tiga tipe ginjal
yaitu pronefros, mesonefros dan metanefros
(Rudiyanto, 2011).
Beberapa
ikan hiu, spina dorsal berhubungan dengan kelenjar bisa yang sangat beracun.
Sebahagian besar racun itu sendiri adalah toksin berasaskan protein yang
menyebabkan kesakitan pada mamalia dan biasa juga mengubah kadar degupan
jantung dan pernafasan. Ada beberapa ikan hiu yang mempunyai organ luminesen. Bioluminesen adalah pancaran
sinar oleh organisme, sebagai hasil oksidasi dari berbagai substrat dalam
memproduksi enzim. Susunan substratnya disebut lusiferin dan enzim yang sangat
sensitif sebagai katalisator oksidasi disebut lusiferase (Rudiyanto, 2011).
C. Metode
Praktikum
1. Waktu dan
Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya
praktikum ini adalah:
Hari/tanggal :
Senin/09 Desember 2013
Waktu : 08.00-10.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan
Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu papan
seksi, pisau kater, jarum pentul.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu ikan
hiu (Carcharias menissorah), ikan pari (Trygon sephen), dan
tissue.
3. Cara
Kerja
a. Pengamatan bentuk luar (Morfologi)
1. Meletakkan ikan yang telah mati pada papan seksi.
2. Mengamati bentuk luar / morfologi
ikan yang meliputi: celah mulut, insang, sirip dada, sirip perut, sirip
punggung, sirip anus, bentuk sisik, gurat sisi serta bagian ekor.
3. Membuat gambar struktur morfologi
ikan beserta penjelasan.
b. Pengamatan organ bagian dalam (Anatomi)
1. Membuat torehan di bagian sebelah
belakang anus ke arah punggung dengan scalpel sampai menyentuh tulang belakang.
2. Memotong dengan menggunakan
gunting mulai dari anus ke arah kepala sampai ke dekat insang.
3. Melanjutkan pemotongan kearah
punggung lewat pangkal sirip dada sampai tertumbuk pada tulang belakang.
4. Membuka dinding badan dengan
menggunakan pinset, lalu menahannya dengan menggunakan jarum.
5. Membuka rongga perut. Melakukan
pengamatan anatomi dari organ-organ beserta letaknya.
6. Terakhir membuat gambar
pengamatan.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Ikan Hiu
(Carcharias
menissorah)
1. Morfologi
Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
Keterangan:
1. Sirip ekor (Pinna caudalis) 6. Spirakel (Spiracel)
2. Klasper (Clasper) 7. Mata (Vesus)
3. Sirip dubur (Pinna analis) 8. Mulut (Cavum
oris)
4. Sirip Perut (Pinna ventralis) 9. Celah insang
5. Sirip dada (Pinna pectoralis) 10. Sirip punggung (Pinna
dorsalis)
2. Anatomi
Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca) 5. Pankreas (Pancreas)
2. Ginjal (Ren) 6.
Hati (Hepar)
3. Usus (Intestine) 7. Empedu (Vesica felia)
4. Lambung (Ventriculum) 8. Jantung (Cor)
a. Sistem pernapasan (Respirasi)
Keterangan:
1. Lembaran insang
2. insang
3. Gerigi insang
4. Lengkung insang
b. Sistem pencernaan (Digestivus)
Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca)
2. Usus (Intestine)
3. Lambung (Gaster)
4. Pankreas (Pancreas)
5. Empedu (Vesica felia)
6. Hati (Hepar)
7. Kerongkongan
(Oesophagus)
8. Faring (Pharinx)
c. Sistem peredaran darah (Sirkulasi)
Keterangan:
1. Aorta
2. Arteri
3. Atrium
4. Ventrikel
5. Vena
d. Sistem reproduksi
Jantan
Betina
|
1. Testis
2. Vas eferens
3. Vas deferens
4. Kloaka
Keterangan:
1. Sel Telur
2. Ovarium
3. Oviduk
4. Kloaka
e. Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Keterangan:
1. Ginjal (Ren)
2. Ureter
3. Kloaka (Cloaca)
b. Ikan Pari
(Trygon
sephen)
1. Morfologi
Ikan Pari (Trygon sephen)
Keterangan:
1. Ekor (Caudal) 4. Sirip dada (Pinna pectoralis)
2. Klasper (Clasper) 5. Spirakel (Spiracle)
3. Sirip perut (Pinna ventralis) 6.
Mata (Vesus)
2. Anatomi
Ikan Pari (Trygon sephen)
Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca) 5. Pankreas (Pancreas)
2. Ginjal (Ren) 6.
Hati (Hepar)
3. Usus (Intestine) 7. Empedu (Vesica felia)
4. Lambung (Ventriculum) 8. Jantung (Cor)
a. Sistem pernapasan (Respirasi)
Keterangan:
1. Lembaran insang
2. insang
3. Gerigi insang
4. Lengkung insang
b. Sistem pencernaan (Digestivus)
Keterangan:
1. Kloaka (Cloaca)
2. Usus (Intestine)
3. Lambung (Gaster)
4. Pankreas (Pancreas)
5. Empedu (Vesica felia)
6. Hati (Hepar)
7. Kerongkongan
(Oesophagus)
8. Faring (Pharinx)
c. Sistem peredaran darah (Sirkulasi)
Keterangan:
1. Aorta
2. Arteri
3. Atrium
4. Ventrikel
5. Vena
d. Sistem reproduksi
Jantan
Betina
|
1. Testis
2. Vas eferens
3. Vas deferens
4. Kloaka
Keterangan:
1. Sel Telur
2. Ovarium
3. Oviduk
4. Kloaka
e. Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Keterangan:
1. Ginjal (Ren)
2. Ureter
3. Kloaka (Cloaca)
2.
Pembahasan
a. Ikan Hiu
(Carcharias
menissorah)
1. Morfologi
Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
Ikan hiu kecil (+ 1 m), memiliki banyak
silindris, ujung lancip, kepala pipih. Ada sirip median dorsal. Sirip kaudal
heteroserkal. Yang berpasangan adalah sirip pektoral dan sirip pelvik. Pada
yang jantan, sirip kaudal itu berubah menjadi klasper (organ untuk memeluk ikan
hiu betina ketika perkawinan). Mulut ventral, lubang hidung dua buah, di
sebelah ventral kepala. Mata di sebelah lateral. Celah insang 5 buah, di
belakang mata. Disebelah dorsal depan mata ada spirakulum, yaitu peninggalan
celah insang 5 buah, di belakang mata. Di sebelah dorsal depan mata ada
spirakulum, yaitu peninggalan celah insang. Lubang kloaka di antara sirip
pelvik. Tubuh tertutup dengan sisik-sisik plakoid yang asalnya homolog dengan
gigi (mesodermal dan ektodermal). Seperti pada gigi, sisik
placoid itu berisi dentin (mesodermal)
dan dilapisi dengan email (ektodermal).
2. Anatomi
Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
Pada pengamatan anatomi ikan hiu ditemukan adanya
jantung yang termasuk sistem sirkulasi, ginjal yang termasuk sistem ekskresi,
kantung empedu, hati, lambung, pankreas, dan anus yang termasuk sistem
pencernaan ikan hiu.
a.
Sistem respirasi
Sistem pernapasan ikan hiu yaitu dengan membuka dan
menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar dengan
kekuatan (mulut menutup) melalui celah insang dan spiracle. Insang tersusun atas filamen yang banyak mengandung
pembuluh darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan melalui kapiler tersebut
melepaskan CO2 dan mengikat oksigen yang larut dalam air.
b.
Sistem pencernaan
Sistem pencernaan ikan hiu terdiri atas alat
pencernaan cavum oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, cloaca, dan anus. Di dalam mulut
terdapat gigi pada rahang dan menghadap ke arah belakang guna menahan mangsa
yang akan di telan, lidah yang pipih pada dasar cavum oris. Lambung berbentuk U dan pada bagian posterior terdapat
otot daging sphincter. Di dalam intestinum terdapat klep spiral yang membantu
penyerapan makanan. Hepar terdiri
atas 2 bagian menempati rongga sebelah anterior dan padanya terdapat kantung
empedu ke dalam usus.
c.
Sistem Sirkulasi
Sistem Sirkulasi ikan hiu dengan organ jantung. Jantung
hanya mempunyai satu atrium dorsal yang
menerima darah dari sinus venosus,
& 1 ventrikel ventral yang memompa darah ke konus arteriosus. Dari
konus itu darah menuju aorta ventral
yang lalu bercabang menjadi 5 buah arteri brankial
aferen, terus masuk ke dalam insang.
d.
Sistem reproduksi
Sistem reproduksi pada ikan hiu yaitu terjadi Fertilisasi
internal. Ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut klasper, yang
betina mempunyai 2 ovarium di dekat ujung anterior kavum abdominal. Telur yang
masak melepaskan diri, menembus selaput ovarium, dan masuk ke selom. Telur itu
lalu ditarik masuk ke ostium yang membentuk corong, terus masuk oviduk. Ujung
posterior oviduk itu masing membesar menjadi uterus. Dalam uterus embrio
berkembang sampai menjadi ikan hiu yang dapat berenang. Hiu jantan mempunyai 2
testis. Spermatozoa mencapai saluran Wolff melalui vas eferen yang banyak
jumlahnya dan berfungsi sebagai vas deferens. Juga terdapat ginjal untuk
ekskresi urin yang berakhir di kloaka.
e.
Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Sistem ekskresi pada ikan hiu (Carcharias
menissorah) yaitu Alat ekskresi berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna
kemerah-merahan. Pada beberapa ikan, saluran ginjal (kemih) menyatu dengan
saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital. Ikan yang hidup di
air tawar mengeluarkan urin dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan yang hidup
di air laut akan mengsekresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya sedikit.
3.
Habitat
Ikan hiu (Carcharias menissorah) hidup di
selurh perairan laut dan samudra di dunia. Hewan ini biasanya melakukan migrasi
kebeberapa tempat dengan melakukan perjalanan jauh, hal ini dilakukan untuk
mencari mangsa dan perkembangbiakannya.
4.
Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ikan Hiu (Carcharias
menissorah) yaitu
sebagai berikut:
Kingdom :
Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum :
Vertebrata
Kelas :
Pisces
Sub Kelas :
Chondrichthyes
Ordo : Selachi
Famili : Carchariadae
Genus : Carcharias
Spesies : Carcharias menissorah (Jasin,
1999)
b. Ikan Pari
(Trygon
sephen)
1. Morfologi
Ikan Pari (Trygon sephen)
Bentuk umum ikan pari (Trygon sephen) adalah
pipih dengan ekor yang panjang, pada bagian dorsalnya terdapat mata yang
berdekatan dengan spiracle sebagai
alat indera, pinna pectoralis pada
kedua sisi paling sudut dari tubuhnya, pinna
pelvic yang berdekatan dengan ekor, dan clasper
yang berfungsi untuk memeluk ikan betina saat proses perkawinan.
2. Anatomi
Ikan Pari (Trygon sephen)
Bagian anatomi yang nampak pada saat pembedahan ikan
pari (Trygon sephen) tersebut adalah mulut, hati, empedu, pankreas,
lambung, usus, dan anus yang termasuk ke dalam alat sistem pencernaan, adapun
jantung berperan sebagai sistem sirkulasi ikan pari.
a.
Sistem respirasi
Ikan pari (Trygon sephen) melakukan respirasi
dengan membuka dan menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar dengan
kekuatan menutup mulut melalui celah insang dan spiracle, insangnya terdiri atas filamen yang banyak mengandung
pembuluh darah, meliputi Archus branchia,
Filamen branchia, Gill rakers.
b.
Sistem pencernaan
Alat pencernaannya terdiri atas mulut, faring,
esofagus, lambung, usus, kloaka, dan anus. Pada mulut terdapat rahang yang
bergigi. Faring terbuka dan berhubungan dengan 5 celah insang. Hepar terdiri
dari 2 bagian menempati rongga sebelah anterior dan ada kelenjar pankreas.
c.
Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi ikan pari (Trygon sephen) yaitu
organ jantung. Jantung (Cor) terdiri
atas sinus venosus yang berdinding
agak tebal dilanjutkan oleh auriculum
dan ventriculum yang berdinding
tebal. Kemudian bersambung dengan conus
arteriosus terus ke ventral aorta
yang bercabang 5 pasang arteri afferent branchialis mengambil O2 yang
terdapat dalam gelembung udara yang ada di dalam air. Kemudian melalui 4 pasang
afferent branchialis darah masuk
aorta dorsalis yang menjulur memanjang sepasang pertengahan dorsalis dari
rongga coelom.
d.
Sistem reproduksi
Sistem reproduksi pada ikan pari (Trygon sephen)
merupakan Seks terpisah, alat kelamin jantan berupa sepasang testis dan
beberapa vasa eferensia yang menuju vasa deferensia.
Saluran itu terbentang di bawah ginjal dan berakhir pada papilae urogenitalia. Alat kelamin betina terdiri dari sebuah ovarium yang menggantung di sebelah
dorsal dengan satu membran dan dua buah oviduk
yang menjulur di sepanjang tubuh.
e.
Sistem pengeluaran (Ekskresi)
Sistem ekskresi pada ikan hiu (Trygon
sephen) yaitu Alat ekskresi berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna
kemerah-merahan. Pada beberapa ikan, saluran ginjal (kemih) menyatu dengan
saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital. Ikan yang hidup di
air tawar mengeluarkan urin dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan yang
hidup di air laut akan mengsekresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya
sedikit.
3.
Habitat
Ikan pari (Trygon sephen) dapat ditemukan di
laut. Ikan ini pada umumnya berenang disekitar dasar laut dengan mulut terbuka
untuk mencari makanan disekitarnya.
4.
Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ikan pari (Trygon sephen) yaitu
sebagai berikut:
Kingdom :
Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum :
Vertebrata
Kelas :
Pisces
Sub Kelas :
Chondrichthyes
Ordo : Rajida
Famili : Myliobatidae
Genus : Trygon
Spesies : Trygon sephen (Jasin, 1999)
E.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah ikan hiu
memiliki bentuk torpedo dengan mulut yang terletak di sebelah ventral dari
kepala, kulit tegar dan diliputi sisik placoid, bertulang rawan, terdapat pinna pectoralis, pinna pelvic, pinna caudal,
pinna analis dan pinna dorsalis. Adapun anatominya terdiri atas esofagus, jantung,
lambung, hati, usus, pankreas, empedu, lambung, testis untuk ikan jantan,
ovarium untuk ikan betina, ginjal dan kloaka. Sedangkan ikan pari memiliki
bentuk yang pipih dengan ekor yang panjang. Terdapat mata, sirip punggung,
sirip perut,sirip ekor, clasper, spiracle. Adapun anatominya terdiri atas jantung,
hati, pankreas, lambung, usus, ginjal, testis untuk ikan jantan, ovarium untuk
ikan betina, kloaka, dan empedu.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
Neil. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1999.
Jasin,
Maskoeri. Zoologi Dasar, Jakarta: Sinar Wijaya, 1999.
Rudiyanto. 2011. Chondrichthyes. BlogRudiyanto.
http://rudyantoblog.blogspot.com /2011/11/chondrichthyes-dan-ikan-hiu-carcharias.html
(11 Desember 2013).
No comments:
Post a Comment