LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
BIOKIMIA
(Reaksi Perubahan Warna Uji Protein)
Disusun oleh:
NAMA : LASINRANG ADITIA
NIM : 60300112034
KELAS : BIOLOGI A
KELOMPOK : IV (Empat)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Biokimia dengan judul “Reaksi Perubahan Warna Uji Protein”
yang disusun oleh:
Nama : Lasinrang Aditia
Nim : 60300112034
Kelas : Biologi A
Kelmpok : IV (empat)
Telah diperiksa oleh
Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata-Gowa, Desember 2013
Kordinator Asisten Asisten
(Ika Dian Rostika)
(Nurafni Hidayah)
60300111021 60300111045
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Eka Sukmawati S.Si, M.Si)
A. Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati dan
mengenal reaksi pengendapan protein.
B. Dasar
Teori
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang
berarti pertama atau utama. Protein ialah ikatan peptida yaitu terjadi antara
atom C dari gugus –COOH dengan atom N dari gugus –NH2. Protein merupakan
komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel
itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita
memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein
yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan
disebut protein nabati (Poedjiadi, 1994).
Menurut
Page (1997), Protein memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Susunan kimia yang khas yaitu setiap protein
individual merupakan senyawa murni
2. Bobot molekular yang khas yaitu semua molekul
dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular yang
sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami
perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas yaitu urutan asam
amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi,
perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu.
Ada beberapa Uji pengendapan protein yang sering
digunakan dalam uji kandungan protein yaitu pertama uji Pengendapan dengan
Logam, pada pH di atas titik isoelektrik protein bermuatan negative, sedangkan
di bawah titik isoelektrik protein bermuatan positif. Olehkarena itu untuk
mengendapkan protein dengan ion logam diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik,
sedangkan untuk pengendapan protein dengan ion negative memerlukan pH larutan
di bawah titik isoelektrik. Ion- ion positif yang dapat mengendapkan protein
adalah Ag+, Ca2+, Zn2+, Hg2+,Pb2+,Cu2+,Fe2+. Sedangkan ion-ion negative yang
dapat mengendapkan protein adalah ion salisilat, trikloroasetat, pikrat, tanat
dan sulfosalisilat. Kedua uji Pengendapan dengan Garam, Pembentukan senyawa tak
larut antara protein dengan ammonium sulfat. Apabila terdapat garam-garam
anorganik dalam konsentrasi tinggi dalam larutan protein(albumin dan gelatin),
maka kelarutan protein akan berkurang sehingga terjadi pengendapan protein.
Teori menyebutkan bahwa sifat tersebut terjadi karena ion garam mampu mengikat
air (terhidrasi) sehingga berkompetisi dengan molekul protein dalam mengikat
air. Yang terakhir uji Pengendapan dengan Alkohol, protein dapat diendapkan
dengan penambahan alkohol. Pelarut organic dapat merubah atau mengurangi
konstanta dielektrika dari air sehingga kelarutan protein berkurang, dan karena
juga alkohol berkompetisi dengan protein terhadap air (Ridwan, 1990).
Menurut Lehninger (1982), Ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya pengendapan protein pada uji pengendapan dengan
menggunakkan asam kuata yaitu :
1. Denaturasi yang merupakan konfirmasi alamiah
menjadi suatu konfirmasi yang tidak menentukan dan terjadi secara reversible.
2. Viskositas adalah tahanan yang ditimbulkan oleh
adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat mengalir.
C. Metode
Praktikum
1. Waktu dan
Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya
praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Selasa/10 Desember
2013
Waktu : 13.00-15.00 WITA
Tempat : Laboraturium
Mikrobiologi Lantai II
Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan
Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini
yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi, sikat tabung, dan pipet tetes.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu larutan protein (albumin dari putih telur), asam triklorasetat, asam
sulfosalisilat, asam fosfotungstat, alkohol 95%, perak nitrit 2%, tembaga
sulfat 2%, ferriklorida 2%, merkuriklorida 2%, tissue, dan label.
3. Cara
Kerja
a. Uji Pengendapan protein (albumin) dengan reagen Alkohol Pekat
1. Menyediakan reagen asam triklorasetat, asam sulfosalisilat, asam
fosfotungstat, dan alkohol 95%.
2. Mengisi masing-masing 3 ml
larutan protein (albumin) pada 4 tabung reaksi.
3. Setalah semua tabung reaksi telah
di isi dengan protein (albumin) maka masing-masing ditetesi dengan reagen di
atas dan mencatat berapa tetes sehingga terbentuk adanya endapan.
4. Membuat tabel pengamatan.
b. Uji Pengendapan protein (albumin) oleh garam-garam atau ion logam berat
1. Menyediakan reagen perak nitrit 2%, tembaga sulfat 2%,
ferriklorida 2%, dan merkuriklorida 2%.
2. Mengisi masing-masing 3 ml
larutan protein (albumin) pada 4 tabung reaksi.
3. Setalah semua tabung reaksi telah
di isi dengan protein (albumin) maka masing-masing ditetesi dengan reagen di
atas dan mencatat berapa tetes sehingga terbentuk adanya endapan.
4. Membuat tabel pengamatan.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Uji Pengendapan protein (albumin) dengan reagen
Alkohol Pekat
No
|
Nama Bahan Uji
|
Reaksi
|
Warna
|
|
Endapan
|
Cair
|
|||
1
|
Asam triklorasetat
|
20 tetes
|
10 tetes
|
Putih, Ada endapan
|
2
|
Alkohol
95%
|
20 tetes
|
5 tetes
|
Putih keruh, ada endapan
|
3
|
Asam sulfosalisilat
|
18 tetes
|
17 tetes
|
Putih, Ada endapan
|
4
|
Asam fosfotungstat
|
20 tetes
|
15 tetes
|
Putih keruh, ada endapan
|
b. Uji Pengendapan protein (albumin)
oleh garam-garam atau ion logam berat
No
|
Nama Bahan Uji
|
Reaksi
|
Warna
|
|
Endapan
|
Cair
|
|||
1
|
Perak nitrit
|
6 tetes
|
-
|
Bening keruh, ada endapan
|
2
|
Tembaga sulfat
|
7 tetes
|
-
|
Biru muda, ada endapan
|
3
|
Ferriklorida
|
5 tetes
|
-
|
Kuning, ada endapan
|
4
|
Merkuriklorida
|
7 tetes
|
-
|
Putih susu, ada endapan
|
2.
Pembahasan
1. Uji
Pengendapan protein (albumin) dengan reagen Alkohol Pekat
Albumin
adalah protein globular yang bersifat larut dalam air dan tidak mempunyai asam
amino yang khusus. Pada pengamatan ini pemanasan putih telur (albumin) pasa
suhu sekitar 600C-700C mengakibatkan albumin membuka
lipatannya dan menghasilkan sutatu endapan berupa zat putih.
Pada pengamatan
yang dilakukan dengan menggunakan reagen alkohol terjadi adanya reaksi terlihat dengan adanya pengendapan
yang terjadi pada beberapa bahan yang diujikan. Bahan yang digunakan dalam uji
ini yaitu albumin asam sulfosalisilat adalah larutan yang paling
cepat mengalami penngendapan pada tetes 18 dan mencair pada tetes ke 17 dengan
warna putih, lalu diikuti dengan albumin yang ditetesi alkohol mengendap
setelah tetesan ke 20 dengan warma putih keruh dan mencair pada tetes ke 5,
kemudian albumin yang ditetesi asam triklorasetat mengendap setelah tetesan ke
20 dengan warna putih & menncair pada tetes ke 10. Albumin yang ditetesi asam
sulfosalisilat mengalami pengendapan pada tetes ke 20 dengan warna putih &
mencair pada tetes ke 15.
2. Uji
Pengendapan protein (albumin) oleh garam-garam atau ion logam berat
Albumin
dengan kasein akan mengalami pengendapan karena mengalami titik isolistrik
akibat reaksi antara albumin dan kasein (basa sehingga laritan bermuatan
negatif) dengan Zn mengakibatkan terjadinya denaturasi dan koagulasi. Warna
keruh disebabkan karena terjadi ikatan antara Zn dengan albumin menjadi Zn
proteinat, Zn dapat menjenuhkan larutan hingga pH larutan berada di atas pH
isolistrik sehingga gumpalan larut kembali sehingga terjadi pengendapan. Logam
berat dapat mengendapkan protein dengan cara menaikkan pH di atas titik
isolistrik. Tingkat keasaman atau pH ketika terjadi keadaan isolistrik itulah
yang disebut sebagai pH isolistrik (pI). Besarnya albumin untuk albumin adalah
sebesar 3,5 - 4,5.
Pada
pengamatan yang dilakukan terhadap semua bahan uji menunjukkan reaksi positif
dengan terjadinya endapan dan adanya perubahan warna. Berarti percobaan yang
dilakukan telah sesuai dengan teori. Perak nitrit mengalami pengendapan
pada tetes ke 6 dan berwarna bening keruh,
tembaga sulfat mengalami pengendapan pada tetes ke 7 dan berwarna biru muda, merkuriklorida
mengalami pengendapan pada tetes ke 7
dan berwarna putih susu.
E.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
diperoleh dalam praktikum ini yaitu pengendapan dengan
menggunakan alcohol akan terjadi jika mencapai titik isolektriknya. Jika pH nya
terlampau jauh dari titik isoelektriknya maka protein tidak akan mengendap.
Reaksi pengendapan protein oleh garam-garam atau ion logam berat, laju
pembentukan dan jumlah endapannya ditentukan oleh tetapan oleh disosiasi logam
pengendapnya. Tingkat keasaman atau
pH ketika terjadi keadaan isolistrik itulah yang disebut sebagai pH isolistrik
(pI). Besarnya albumin untuk albumin adalah sebesar 3,5 - 4,5.
DAFTAR
PUSTAKA
Page, D.S. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga, 1997.
Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1994.
Lehninger. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1.
Jakarta: Erlangga, 1982.
Ridwan, S. Kimia Organik edisi I. Binarupa Aksara: Jakarta, 1990.
No comments:
Post a Comment